Sabtu, 19 Mei 2012

Semangatku...

Semangat....

Semangatku tiada bertepi,
Semangatku tiada berujung,
Semangatku berasal dari dalam Qalbu,
Semangatku tak terpatahkan..
Semangatku selalu bersinar...

Wahai semangatku...
Semangatku adalah ciri diriku..
Semangatkulah yang membuat aq bertahan..
Semangatkulah yang membuat aq tetap hidup..
Semangatkulah yang mampu merampungkan tujuanku..

Semangatku seperti api..
Semangatku seperti Qohar..
Semangatku Seperti nur..
Semangatku Seperti ruh..
Semangatku Seperti Dzat..

Selama Nafasku ada.. semangatku tak padam,
Selama tujuanku belum tercapai ,aq tak akan berhenti..
Apapun itu penghalangnya , pasti aq akan ku lewati..
Walaupun penuh darah, luka, aq tak merasa sakit..

Semangatku seperti kilat...
Semangatku seperti tak terlihat...
Semangatku seperti tak diharapkan..
Semangatku seperti Samudra , benua, alam semesta..

Semangatku jangan engkau lawan dengan kekerasan..
Semangatku jangan engkau lawan dengan amarah,
Semangatku jangan engkau lawan dengan rasa benci,
Semangatku jangan engkau acuhkan...

Imbangi semangatku dengan air...
Imbangi semangatku dengan samudra hati...
Imbangi semangatku dengan keikhlasan...
Imbangi semangatku dengan senyuman..

Wahai kisanak, aq tetap memandang pada yang satu
dan pada yang banyak ke satu..
Aq memandang dalam dirimu, bukan pada zahirmu..
Aq melihat dirimu seperti aq memandang diriku sendiri..
Jadikan doaku penuh rahman dan rahim...

Jumat, 18 Mei 2012

Renungkanlah

Aku merenung sejenak..
melihat orang-orang ramai...
berlomba-lomba mendaftar haji...
haji yang tak bermakna..
karena syarat dengan pujian duniawi

mereka sembahyang dika'bah...
apa yang mereka sembah...
itu hanya sebongkah batu....
batu yang dibuat oleh hasil karya makhluk..
makhluk yang punya keterbatasan..

hanya orang-orang tertentu saja yang memahami arti
" beruntunglah orang-orang berpikir"
renungkanlah wahai golongan 73...
kata baginda kelak umatku akan sedikit...
umat yang paham akan jalan ini...

renungkanlah,
ulama dahulu berbeda dengan ulama saat ini,
jauh dalam sanubari mereka penuh dengan rasa,
rasa kekuasaan, rasa memperkaya diri, rasa duniawi..
pandai bertutur kata,pandai mengolah kata..,
santun kepada sesama ,
namun dihinggapi nafsu duniawi..

Sungguh kasihan melihat santri
yang tak tahu jalan pulang..
terlanjur paham yang salah..
salah mendidik , seharusnya dibimbing ,
bukan bergantung pada guru zahirnya..

Seorang guru adalah pada qalbu,
Qalbu didalam hati selalu benar,
mengetahui sesuatu yang akan terjadi..
Qalbu berada pada dada seorang mukmin,
Kata Alloh tak kulihat seseorang dari bentuk dan rupanya
serta tingkah lakunya melainkan dari Qalbunya..


Ulama, ustaz, hanya seorang perantara,
bukan menjadi panutan,
kenali dirimu maka engkau akan mengenal tuhanmu,
Bapak dari segala roh bernama muhammad..

Jika engkau memahami dirimu,
maka terbukalah hijab dirimu sebenarnya...
tiada lain tampak rohmu adalah
sama persis akan wajah zahirmu..

sama halnya gelas berisi air,
pasti akan terlihat sama air pula..
itulah roh pada dirimu..
dan selalu ingat wajahmu
pada saat engkau pulang ke rahmatullah..
ikutlah dengan wajah yang sama sepertimu..
jangan engkau melihat yang lain..

jika engkau memilih lain dari pada wajahmu..
sungguh engkau akan celaka
hingga dikerak neraka..
sholawat dan zikir adalah
jalan menuju jalan ini...

wassalam
@Ery_Muhammad